Rizza U P
Kamis, 10 Maret 2016
Rabu, 28 Oktober 2015
Selasa, 18 Agustus 2015
Curhat
Mungkin aku terlahir di
keluarga serba kekurangan, kekurangan materi dan juga kekurangan kasih saying, tapi
dari situlah aku selalu mencoba untuk tegar. Ya, walaupun kadang rasa minder
itu selalu muncul di benakku, aku akan selalu mencoba untuk tegar. Aku akan
terus berjuang untuk menggapai segala mimpi mimpiku. Aku ingin mebahagiakan
ayah dan ibukku, aku ingin menunjukkan kepada dunia bahwa tidak hanya orang
dari keluarga berkecukupanlah yang akan sukses, semua orang di dunia ini bisa
sukses karena dirinya sendiri.
Sabtu, 14 Maret 2015
Selasa, 17 Februari 2015
Kataku
Kataku
.:BAYANGAN
KELAM:.
Angan
kembali mengembara.
Terbang menyusuri belantara Jiwa.
Membawa bayangan kelam..
Menyusuri rasa yang kian merejam.
Terbang menyusuri belantara Jiwa.
Membawa bayangan kelam..
Menyusuri rasa yang kian merejam.
Seberkas
kisah kembali bergema.
Mengurai masa menyapa sukma.
Membelai rasa mengusik damai,
Bangkitkan kembali masa yang telah pergi.
Mengurai masa menyapa sukma.
Membelai rasa mengusik damai,
Bangkitkan kembali masa yang telah pergi.
Diantara
kisah yang pernah terjadi
Satu persatu terkenang kembali,
Membelenggu jiwa dan perasaan,
Menghasut angan dan keyakinan.
Satu persatu terkenang kembali,
Membelenggu jiwa dan perasaan,
Menghasut angan dan keyakinan.
Kisah yang
terkubur dan sudah tersimpan.
Seakan bangkit kembali kepermukaan
Menggoyang kisah kasih asmara.
Meracuni kebahagian cinta,
Seakan bangkit kembali kepermukaan
Menggoyang kisah kasih asmara.
Meracuni kebahagian cinta,
.:Cemas
Mengobar Risau:.
Nyaris
usai..
Dikala awan menyentuh langit..
Kabar terlontar dari bukit..
Terpelanting jauh sampai disini.
Dikala awan menyentuh langit..
Kabar terlontar dari bukit..
Terpelanting jauh sampai disini.
Nafas cemas
mengobar risau.
Ketika suara jerit hati memanggil.
Debar desir degup jantungku...
Berhentak lemah.. perlahan mengecil...
Ketika suara jerit hati memanggil.
Debar desir degup jantungku...
Berhentak lemah.. perlahan mengecil...
Sekujur
tubuh Kuyub berkeringat.
Kabar dari sebrang bukit..
Menari dalam batin, berkumpul bagai semut.
Memaksa batin bangkitkan kaget.
Kabar dari sebrang bukit..
Menari dalam batin, berkumpul bagai semut.
Memaksa batin bangkitkan kaget.
Lemah jiwaku
berangsur duka.
Semesta hati menjadi lara.
Dikala cemas makin berkuasa.
Kacau hati berbisik, batin lahirkan di lema.
Semesta hati menjadi lara.
Dikala cemas makin berkuasa.
Kacau hati berbisik, batin lahirkan di lema.
.:Awan
Meracik Hujan:.
Hampir
petang menyapa
Ketika mendung menghias langit.
Guntur bersahutan saling menyapa.
Kilatan petirpun terus bekelebat.
Ketika mendung menghias langit.
Guntur bersahutan saling menyapa.
Kilatan petirpun terus bekelebat.
Mungkinkah
hujan akan turun.
Atau hanya suara langit lagi bedendang.
Atau mungkin guntur dan petir lagi kasmaran,
Hingga suaranya mengelagar panjang...
Atau hanya suara langit lagi bedendang.
Atau mungkin guntur dan petir lagi kasmaran,
Hingga suaranya mengelagar panjang...
Mendung
terus menghias.
Ketikan gumpalan awan beriring.
Mungkin kah awan meracik hujan,
Hingga mendung menyapa bumi di hari petang?
Ketikan gumpalan awan beriring.
Mungkin kah awan meracik hujan,
Hingga mendung menyapa bumi di hari petang?
.:MALAM
KELABU:.
Seperti
Waktu berlalu..
Ketika malam kembali datang.
Di peraduan sendu.
Dalam ritme sunyi berdendang.
Ketika malam kembali datang.
Di peraduan sendu.
Dalam ritme sunyi berdendang.
Jerit
nestapa terus berkumandang.
Diantara kelabu mengusik jiwa.
Risau hati terus mengekang.
Seolah riang enggan bersama.
Diantara kelabu mengusik jiwa.
Risau hati terus mengekang.
Seolah riang enggan bersama.
Dilema hati
tak ingin bersatu.
Laksana rasa seakan mati suri,
Gamang hati, jiwa dalam risau
Galau meniti malam yang kulewati
Laksana rasa seakan mati suri,
Gamang hati, jiwa dalam risau
Galau meniti malam yang kulewati
Malam yang
hening
menghimpit jiwa dalam kelu
Gelisah rasa terus tergiang.
Malam kelabu cepatlah berlalu.
menghimpit jiwa dalam kelu
Gelisah rasa terus tergiang.
Malam kelabu cepatlah berlalu.
.:Hasrat
Meranum:.
Berikan
Aku..
Satu,
Dua,
Kata..
Ingin kutulis.
Dilembaran kertas
Tentangmu..
Yang menawan,menyemai syahdu.....
Satu,
Dua,
Kata..
Ingin kutulis.
Dilembaran kertas
Tentangmu..
Yang menawan,menyemai syahdu.....
Panorama..
Layaknya permata.
Indah,berkilau..
Memancar dari auramu.
Silau..
menyentuh kalbu.
Menyeret hasrat,
menembus sekat.
Kedalam relung relung kalbu,
Alirkan Gairah di setiap nadi nadiku....
Layaknya permata.
Indah,berkilau..
Memancar dari auramu.
Silau..
menyentuh kalbu.
Menyeret hasrat,
menembus sekat.
Kedalam relung relung kalbu,
Alirkan Gairah di setiap nadi nadiku....
Wahai ...
engkau yang menawan hati.
Yang bangkitkan gairah..
hingga pandangan luluh.....
Sepasang mata,
Enggan,
meninggalkan,..
engkau yang menawan hati.
Yang bangkitkan gairah..
hingga pandangan luluh.....
Sepasang mata,
Enggan,
meninggalkan,..
Aura yang
menawan.
Menghimpit Mata memandang.
menerobos,
menelanjangi hasrat..
yang meranum.
Diantara bulir kekaguman
terperanjat...
mata melihat..
engkau yang menawan
Menghimpit Mata memandang.
menerobos,
menelanjangi hasrat..
yang meranum.
Diantara bulir kekaguman
terperanjat...
mata melihat..
engkau yang menawan
.:CINTA
SEGITIGA:.
Saat kau
katakan cinta.
Gelora asmara membakar hati,
Serasa cinta hanya milik berdua.
Gelora asmara membakar hati,
Serasa cinta hanya milik berdua.
Namun semua
tinggal kisah.
Kebahagian yang pernah kau berikan,
kesetiaan yang pernah engkau katakan.
Engkau bagi dengan orang lain,
Kebahagian yang pernah kau berikan,
kesetiaan yang pernah engkau katakan.
Engkau bagi dengan orang lain,
Cintamu
bukan lagi hanya untukku,
Tetapi cintamu hadir diantara dia dan aku,
Dia membutuhkanku, aku membutuhkanmu
Tetapi cintamu hadir diantara dia dan aku,
Dia membutuhkanku, aku membutuhkanmu
Pedih terasa
apa mau dikata
Tiada pernah terlintas di dalam hati
Cinta segitiga akan aku jalani.
Tiada pernah terlintas di dalam hati
Cinta segitiga akan aku jalani.
Sakit memang
sakit..
Laksana sembilu menghiris, perih.
Menyayat urat nadiku, hati terluka,
Siksa cinta segitiga.Laksana sembilu menghiris, perih.
Menyayat urat nadiku, hati terluka,
Yang engkau bagikan...
Perlahan membunuhku, menghancurkanku......
Langganan:
Postingan (Atom)